Undang Akademisi dan Penulis, Bimas Islam Fasilitasi FGD Regulasi Dakwah untuk Meningkatkan Pelayanan Materi Dakwah
Jakarta, pwnubanten.or.id Perubahan paradigma dakwah menjadi tantangan
tersendiri dari kalangan para pegiat dakwah Islam, terutama bagi para
muballigh atau para da’i. Hal tersebut sangat penting dilakukan karena era saat
ini masyarakat lebih memilih digital sebagai sarana untuk memperoleh
pengetahuan, termasuk dalam bidang kajian keislaman.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
masyarakat dalam bidang dakwah berbasis digital, Dirjen Bimbingan Masyarakat
Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhammadiyah Amin, M.Ag
memberikan penekanan tentang perlunya dilakukan perubahan paradigma dakwah dari
paradigma lama menuju paradigma baru melalui intensitas pemanfaatan
sarana digital.
Secara khusus Dirjen Bimas
Islam menyampaikan pandanganya dalam pembukaan FGD Regulasi Dakwah dengan tema
" Meningkatkan Kualitas Layanan Artikel Dakwah Jurna; Bimas Islam melalui
OJS. "Jika dahulu dakwah dilakukan di lapangan dan keberhasilan dakwahnya
ditentukan oleh banyaknya jumlah jamaah yang hadir di lapangan, maka saat ini
ukuran keberhasilan dakwah bukan pada banyaknya jamaah yang secara langsung
memadati lapangan. Konteks keberhasilan dakwah saat ini cenderung dilihat dari
seberapa banyak follower yang mengikuti ceramah dari muballigh atau da’i".
Kegiatan FGD ini berlangsung selama tiga hari, dimulai dari Hari
Rabu, 10 hingga Hari Jum'at, 13 Juli 2019, bertempat di Hotel Takes Mension,
Jalan Taman Kebon Sirih 1 Nomor 3 Jakarta Pusat. Sebagai penyelenggara
acara, Bimas Islam mengundang para akademisi dari Perguruan Tinggi Islam, para
editor dan pengelola jurnal, serta para penulis dan pegiat literasi keislaman.
FGD Regulasi Dakwah secara
khusus membahas tentang bagaimana materi dakwah bisa diakses oleh semua lapisan
masyarakat secara online. Meskipun demikian, Direktur Penerangan Agama Islam
Bimas Islam, Dr. H. juraidi, MA mengatakan bahwa konten dakwah yang disajikan
perlu diperhatikan, terutama tema dakwah yang bernuansa keislaman dan
keindonesiaan.
Selain penekanan pada
penguasaan aplikasi berbasis digital, terutama penguatan manajemen pengelolaan
Open Jurnal System (OJS), juga materi tentang penguatan konten tulisan yang
berkualitas dari para ahli di bidang keilmuan untuk dakwah melalui penulisan
jurnal ilmiah. Hal tersebut sebagaimana disampaikan oleh Dr. H. Muhammad Adlin
Sila, MA, Ph.D yang menjadi pemateri dalam sesi penguatan konten tulisan,
terutama terkait konten moderasi beragama.
Adlin yang merupakan anggota
mitra bestari Jurnal Bimas Islam menjelaskan bahwa untuk menghasilkan artikel
berkualitas bagi para pengelola jurnal utamanya diperlukan strategi khusus,
salah satunya dengan mengundang penulis senior yang menguasai bidang ilmu
khusus. Selain itu, perlu dilakukan penerapan ketat terhadap artikel yang
masuk. Jika artikel yang masuk tidak berkualitas tidak usah diterbitkan dalam
jurnal. (AM).
Tidak ada komentar